Setelah lama tak muncul di blantika musik indonesia, Ayu Laksmi kembali merilis album keduanya. Rocker wanita era tahun 80an ini merilis album dengan musik unik yang dia namakan world music.
Selain memasukan nuansa musik yang unik, di album berjudul ‘Svara Emas’ itu, Ayu memasukan lirik lagu yang ditulis dalam lima bahasa, yaitu Sansekerta, Kawi, Bali, Indonesia, dan Inggris.
"Album saya ini berlandaskan konsep Tri Hita Kirana yang artinya bercerita, tentang hubungan cinta kasih antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan semesta," jelas Ayu saat ditemui di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta, belum lama ini.
Kembali merekam hasil karyanya dalam sebuah album merupakan impian sejak lama musisi asal Bali ini. Apalagi di albumnya ini, Ayu menggandeng musisi handal seperti Dewa Budjana, Peter Brambi, Robbert Webber, dan Eko Wicaksono.
"Ini impian saya sejak lama, tahun 1989 saya sempat keluarkan album dengan judul 'Istana yang Hilang'. Setelah album itu keluar saya menghilang dari dunia musik Indonesia. Setelah kurang lebih 18 tahun akhirnya saya bisa mempersembahkan album ini," tuturnya.
Tak hanya memasukan beragam unsur musik, Ayu juga banyak memasukan lirik-lirik lintas agama seperti Islam, Nasrani, dan tentu saja Hindu. Meski memainkan unsur musik yang tak komersil, musisi 43 tahun ini tak mau ambil pusing.
"Bagi saya, seni adalah persembahan hati. Saya banyak memasukan unsur spiritualitas dalam musik saya, karena bagi saya spiritualitas rasanya melebihi apapun. Soal album saya berhasil atau tidak saya tidak tahu. Tapi saya hanya mencoba untuk menjadi sesuatu untuk orang lain," harapnya.(nov),(Okezone).
Selain memasukan nuansa musik yang unik, di album berjudul ‘Svara Emas’ itu, Ayu memasukan lirik lagu yang ditulis dalam lima bahasa, yaitu Sansekerta, Kawi, Bali, Indonesia, dan Inggris.
"Album saya ini berlandaskan konsep Tri Hita Kirana yang artinya bercerita, tentang hubungan cinta kasih antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan semesta," jelas Ayu saat ditemui di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta, belum lama ini.
Kembali merekam hasil karyanya dalam sebuah album merupakan impian sejak lama musisi asal Bali ini. Apalagi di albumnya ini, Ayu menggandeng musisi handal seperti Dewa Budjana, Peter Brambi, Robbert Webber, dan Eko Wicaksono.
"Ini impian saya sejak lama, tahun 1989 saya sempat keluarkan album dengan judul 'Istana yang Hilang'. Setelah album itu keluar saya menghilang dari dunia musik Indonesia. Setelah kurang lebih 18 tahun akhirnya saya bisa mempersembahkan album ini," tuturnya.
Tak hanya memasukan beragam unsur musik, Ayu juga banyak memasukan lirik-lirik lintas agama seperti Islam, Nasrani, dan tentu saja Hindu. Meski memainkan unsur musik yang tak komersil, musisi 43 tahun ini tak mau ambil pusing.
"Bagi saya, seni adalah persembahan hati. Saya banyak memasukan unsur spiritualitas dalam musik saya, karena bagi saya spiritualitas rasanya melebihi apapun. Soal album saya berhasil atau tidak saya tidak tahu. Tapi saya hanya mencoba untuk menjadi sesuatu untuk orang lain," harapnya.(nov),(Okezone).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar